Selasa, 14 April 2015

PERANAN TIKUS DI MASA KINI

PERANAN TIKUS DI MASA KINI


Siapa yang tidak kenal Ilham Ramadhan??? Ilham itu orangnya baik dan cukup ganteng, tapi dia lain dari cowok-cowok pada umumnya, dia orangnya heboh, unik,gayanya seperti perempuan, sampai kalah fashion perempuan kalau udah berhadapan sama Ilham, tetapi meskipun gayanya dan tingkahnya kurang jantan, dia tetaplah seorang laki-laki, yang memiliki perasaan, seperti jatuh cinta, dia pernah dekat dengan seorang anak kampus ISI Padang Panjang dari jurusan seni tari, tentunya seorang perempuan! dan katanya sempat ungkapin perasaannya ke anak tari itu, tapi ternyata dia hanya menganggap Ilham sebagai teman. Tapi Ilham tidak pernah menyerah, meskipun kecewa Ilham tetap menjadi dirinya yang apa adanya. Apapun  komentar orang-orang tentang dirinya, dia tidak peduli dan acuh, dia tetap menjalani hidupnya dengan menjadi dirinya sendiri, bukan menjadi orang lain yang tidak ada didalam dirinya
Ilham Ramadhan lahir pada tanggal 03 Maret 1993, Ilham adalah salah satu Mahasiswa Institut Seni Indonesia PadangPanjang (ISI) Jurusan Seni Teater dengan minat pengkajian (Dramaturgi). Ilham Ramadhan terdaftar sebagai Mahasiswa Institut Seni Indonesia PadangPanjang (ISI) pada tahun 2012, Ilham berasal dari kota Solok. Ilham merupakan anak terakhir dari lima (5) bersaudara, ia memiliki empat (4) orang saudara perempuan. Ilham ramadhan telah menyelenggarakan sebuah ajang kreatifitas bagi dirinya dan juga sebagai kegiatan reunian bersama teman-teman sekolah SMKN. Ajang kreatifitas tersebut merupakan sebuah Pertunjukan Monolog dengan judul naskah “Parade Tikus” karya Welly SK. Dengan sutradara Yalesvita S.Sn.,M.Sn. Kegiatan ini diadakan dalam dua hari yakni pada hari sabtu dan minggu tepatnya tanggal 14 dan 15 Maret 2015. Pertunjukan Monolog “Parade Tikus” ini bertempat di Aula SMKN 1 Kota Solok. Ilham menggunakan ticketing untuk Pertunjukan Monolognya, dengan harga 10.000 untuk satu tiket. Proses latihan yang dilakukan Ilham menjelang pertunjukan monolognya tidak begitu lama, hanya beberapa minggu, dengan didampingi sutradara yang sekaligus pembimbing. Sampai akhirnya Pertunjukan monolog telah terlaksana dengan dibantu tim produksi.
Pertunjukan Monolog Ilham Ramadhan dapat dikatakan cukup berhasil. Tetapi belum maksimal, meskipun demikian Ilham cukup bisa mendalami karakter tokoh dari naskah Parade Tikus yang dimainkannya. Ia memiliki rasa percaya diri yang tinggi sehingga ia mampu menyajikan sebuah pertunjukan sekaligus dapat berbagi ilmu dan pengalaman kepada anak-anak sekolah SD,SMP, SMA/SMK dan masyarakat umum lainnya di kota Solok.
Pertunjukan Monolog ini bukan hal pertama yang dilakukan oleh Ilham Ramadhan, tetapi sebelum adanya pertunjukan monolog di kota Solok, Ia juga pernah mengikuti monolog dalam rangka ujian mata kuliah Karakteristik Vokal pada Semester II. Pada Pertunjukan Monolog Ilham, antusias dan kehadiran penonton di Aula sekolah itu masih kurang, banyak orang-orang atau masyarakat disekitar Solok tidak mengenal kesenian teater salah satunya monolog yang dibawakan Ilham atau Aim ditempat tersebut. Dalam persiapan pertunjukannya, Ilham dan tim produksinya sudah cukup baik, mulai dari property seperti settingan panggung, lighting, musik sampai kostum dan make up, Meskipun belum maksimal dan terpenuhi. Pada pertunjukannya ia juga beruntung, ia mendapatkan sponsor dari sebuah produk kecantikan. Dapat membantu dan meringankan biaya yang dibutuhkan untuk pertunjukan monolog dan tim produksi.

Naskah Parade Tikus ini menggambarkan seorang ilmuan berambut putih, berjenggot dan memakai kaca mata besar. Naskah ini bercerita tentang seorang ilmuan yang melakukan percobaan pada darah tikus, tikus merupakan binatang yang rakus, suka memakan apa yang harusnya menjadi milik orang lain. Dalam naskah ini tikus menjadi sebuah simbol Bangsa atau Negara dimana pemerintah atau pemimpinnya berlaku tidak adil dan sering memakan uang rakyat seperti dijelaskan dalam lakon ini bahwa “tikus-tikus itu sudah menyebar dimana-mana, di kantor, di sekolah, di rumah, di gedung DPR dan lebih parah lagi tikus sekarang sudah merakyat.”
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar