PERANAN
TIKUS DI MASA KINI
Siapa
yang tidak kenal Ilham Ramadhan??? Ilham itu orangnya baik dan cukup ganteng,
tapi dia lain dari cowok-cowok pada umumnya, dia orangnya heboh, unik,gayanya
seperti perempuan, sampai kalah fashion perempuan kalau udah berhadapan sama Ilham,
tetapi meskipun gayanya dan tingkahnya kurang jantan, dia tetaplah seorang
laki-laki, yang memiliki perasaan, seperti jatuh cinta, dia pernah dekat dengan
seorang anak kampus ISI Padang Panjang dari jurusan seni tari, tentunya seorang
perempuan! dan katanya sempat ungkapin perasaannya ke anak tari itu, tapi
ternyata dia hanya menganggap Ilham sebagai teman. Tapi Ilham tidak pernah
menyerah, meskipun kecewa Ilham tetap menjadi dirinya yang apa adanya.
Apapun komentar orang-orang tentang
dirinya, dia tidak peduli dan acuh, dia tetap menjalani hidupnya dengan menjadi
dirinya sendiri, bukan menjadi orang lain yang tidak ada didalam dirinya
Ilham
Ramadhan lahir pada tanggal 03 Maret 1993, Ilham adalah salah satu Mahasiswa
Institut Seni Indonesia PadangPanjang (ISI) Jurusan Seni Teater dengan minat
pengkajian (Dramaturgi). Ilham Ramadhan terdaftar sebagai Mahasiswa Institut
Seni Indonesia PadangPanjang (ISI) pada tahun 2012, Ilham berasal dari kota
Solok. Ilham merupakan anak terakhir dari lima (5) bersaudara, ia memiliki
empat (4) orang saudara perempuan. Ilham ramadhan telah menyelenggarakan sebuah
ajang kreatifitas bagi dirinya dan juga sebagai kegiatan reunian bersama
teman-teman sekolah SMKN. Ajang kreatifitas tersebut merupakan sebuah Pertunjukan
Monolog dengan judul naskah “Parade Tikus” karya Welly SK. Dengan sutradara
Yalesvita S.Sn.,M.Sn. Kegiatan ini diadakan dalam dua hari yakni pada hari
sabtu dan minggu tepatnya tanggal 14 dan 15 Maret 2015. Pertunjukan Monolog
“Parade Tikus” ini bertempat di Aula SMKN 1 Kota Solok. Ilham menggunakan ticketing
untuk Pertunjukan Monolognya, dengan harga 10.000 untuk satu tiket. Proses
latihan yang dilakukan Ilham menjelang pertunjukan monolognya tidak begitu
lama, hanya beberapa minggu, dengan didampingi sutradara yang sekaligus
pembimbing. Sampai akhirnya Pertunjukan monolog telah terlaksana dengan dibantu
tim produksi.
Pertunjukan
Monolog Ilham Ramadhan dapat dikatakan cukup berhasil. Tetapi belum maksimal,
meskipun demikian Ilham cukup bisa mendalami karakter tokoh dari naskah Parade
Tikus yang dimainkannya. Ia memiliki rasa percaya diri yang tinggi sehingga ia
mampu menyajikan sebuah pertunjukan sekaligus dapat berbagi ilmu dan pengalaman
kepada anak-anak sekolah SD,SMP, SMA/SMK dan masyarakat umum lainnya di kota
Solok.
Pertunjukan
Monolog ini bukan hal pertama yang dilakukan oleh Ilham Ramadhan, tetapi
sebelum adanya pertunjukan monolog di kota Solok, Ia juga pernah mengikuti monolog
dalam rangka ujian mata kuliah Karakteristik Vokal pada Semester II. Pada Pertunjukan
Monolog Ilham, antusias dan kehadiran penonton di Aula sekolah itu masih
kurang, banyak orang-orang atau masyarakat disekitar Solok tidak mengenal
kesenian teater salah satunya monolog yang dibawakan Ilham atau Aim ditempat
tersebut. Dalam persiapan pertunjukannya, Ilham dan tim produksinya sudah cukup
baik, mulai dari property seperti settingan panggung, lighting, musik sampai
kostum dan make up, Meskipun belum maksimal dan terpenuhi. Pada pertunjukannya
ia juga beruntung, ia mendapatkan sponsor dari sebuah produk kecantikan. Dapat
membantu dan meringankan biaya yang dibutuhkan untuk pertunjukan monolog dan
tim produksi.
Naskah
Parade Tikus ini menggambarkan seorang ilmuan berambut putih, berjenggot dan
memakai kaca mata besar. Naskah ini bercerita tentang seorang ilmuan yang
melakukan percobaan pada darah tikus, tikus merupakan binatang yang rakus, suka
memakan apa yang harusnya menjadi milik orang lain. Dalam naskah ini tikus
menjadi sebuah simbol Bangsa atau Negara dimana pemerintah atau pemimpinnya
berlaku tidak adil dan sering memakan uang rakyat seperti dijelaskan dalam
lakon ini bahwa “tikus-tikus itu sudah menyebar dimana-mana, di kantor, di
sekolah, di rumah, di gedung DPR dan lebih parah lagi tikus sekarang sudah
merakyat.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar