Rabu, 20 Mei 2015

SOSOK SENIMAN MINANGKABAU

SOSOK
Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto

Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto, yang dikenal Mak Katik adalah seorang budayawan, seniman dan pengajar Indonesia. Ia dikenal sebagai seorang tokoh yang peduli pada masalah seni, budaya, dan adat Minangkabau. Karena penguasaan dan kepedulian tersebut, iapun diundang untuk mengajar sebagai dosen pada University of Hawaii, Manoa, Amerika Serikat, dan Akademi Seni Warisan Budaya Kebangsaan Malaysia. Sedangkan di dalam negeri, ia mengajar mata kuliah Etnologi Minangkabau dan Falsafah Adat Minangkabau di Universitas Negeri Padang dan Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.
Mak Katik adalah putra Batipuh, Tanah Datar, Sumatera Barat, dan merupakan anak kedua dari delapan bersaudara. Pada tahun 1963, Mak Katik tidak sempat menyelesaikan pendidikan dasarnya karena kesulitan ekonomi, namun ia sudah belajar adat istiadat Minangkabau secara lengkap sejak tahun 1959 pada tiga orang guru yang kebetulan sekampung dengannya, yaitu Rangkai Tuah Kabun, Mak Etek Jaka, dan Datuak Tongga. Setiap malam, ia menyalin pelajaran berupa naskah dalam bentuk paragraf per paragraf pada kertas rokok.
Mak Katik mempelajari seluruh aspek adat istiadat dan budaya minangkabau dari ketiga guru tersebut, seperti membuat pantun, membuat naskah randai (kesenian dalam bentuk perpaduan sandiwara dan gerak tari yang berasal dari pencak silat), bermain saluang (alat musik tiup), menguasai silat Minangkabau, hingga memainkan talempong (alat musik pukul). Dari ratusan murid ketiga guru itu hanya Mak Katik yang berhasil mendapatkan seluruh ilmu dan pengetahuan mengenai adat dan seni budaya Minangkabau, kecuali bermain rabab (alat musik gesek), karena memang tak pernah diajari. Mak Katik terus menimba ilmu hingga ketiga gurunya meninggal dunia pada tahun 1980-an.
Mak Katik Pembuat Rumah Gadang
Mak katik sudah sejak usia SD sudah ikut membantu membangun rumah gadang. Ia membantu kakek dan ayahnya. Ia kerap bermain membuat mainan seperti maket rumah gadang, kincir air, dan sangkar burung dari pim ping. Karenanya, sekolah punia masuk sekolah teknik menengah (STM).
Membuat rumah gadang, jelas mak katik banyak membutuhkan teknik yang tidak digunakan pada pembuatan bangunan biasa. “ orang pakai benang bukan untuk mendapatkan yang lurus, tapi untuk mengikuti bentuk”, katanya menyebut salah satu contoh keanehan itu.
Alatnya pun sebagian unik. Ada banci, semacam cangkul kecil untuk tiang kayu, ada pahat yang ukurannya panjang. Bekerja untuk bidang spesifik seperti itu, tidak ada tempat belajar yang baik, kecuali coba-coba dan belajar dengan praktik langsung. “soalnya tidak ada sekolahnya”, katanya.
Mak katik sudah membuat rumah gadang dibanyak tempat. Tidak pernah ia menghitung berapa jumlahnya. Mulai dari seputar Sumatera Barat hingga menyeberang ke Pulau Jawa. Bekerja membuat rumah gadang , menurut Mak Katik, bagaikan kerja seniman. Pekerjaan yang sulit dipatok batas waktu. Sebab, terkadang pembangunan tertunda, sampai sang pembuat mood melakukannya. Namun, jasa membuat rumah gadang juga diukur pekerjaan per meter Rp 400 ribu, 500 ribu per meter. Untuk membuat rumah gadang, tidak selalu dengan banyak orang. Ia pernah mengerjakan sebuah rumah di Tangerang bertiga dengan anaknya.
Kecintaan Mak Katik pada rumah gadang amat terasa, sejumlah rumah gadang yang menarik di Canduang.

Ukiran Canduang Mak Katik
Konsekuensi pembangunan yang nyaris tidak ada, pembuatan ukiran rumah gadang pun amat jarang. Karena itu mak katik, begitu sapaan warga canduang, lebih banyak menerima order pembangunan gedung perkantoran dan rumah makan. “ pesanan pribadi jarang” ungkapnya.
Keterampilan mengukir didapatnya dengan memperhatikan sang paman mengukir. Maka, setiap pulang sekolah sati belajar sendiri. Lalu, keterampilannya itu ia pakai untuk pekerjaan prakarya disekolah. Dari pengalaman panjangnya mengukir motif tradisional Minangkabau, Mak Sati menyimpan 64 dasar ukiran canduang. Diantaranya motif jalo taserak,bungo barito, itiak pulang patang, rajo tigo selo, harimau dalam parangkok, pisang sasikek.
Ukiran-ukiran itu memiliki aturan penempatan. Ada penempatan ukiran untuk rumah makan, kantor, dan rumah hunian. Pisang sasikek misalnya, untuk rumah gadang , diruang niniak mamak. Harimau dalam parangkok dipasang dalam gedung kantor pemerintahan pada ruangan untuk para pembesar.
Harga ukiran karya sanggar mak sati dinilai panjang per meternya. Harga ukiran di atas kayu surian itu antara Rp 700 ribu hingga Rp 2 juta tergantung dari tingkat kerumitannya.
Karena tidak banyak order dari masyarakat umum, Mak Sati lebih sering menangani proyek pemerintah. “biasanya menggunakan jenis kayu yang murah dan minta pengerjaan yang cepat”, katanya. Diatas semua itu,order yang jarang membuat ia mencemaskan keberlangsungan tradisi ukir minang. Ia amat ingin menurunkan ilmunya pada anak-anak muda yang berminat penuh pada seni ukir minang.  


Selasa, 19 Mei 2015

SOSOK

SOSOK
“CNI Usaha Menjanjikan dan Menjamin Hidupku Beserta Keluargaku”


            Nora Apriyalti yang biasa dipanggil Nora, lahir di Padang Panjang 17 April 1972 , ia lulusan sarjana strata 1 ekonomi, ia merupakan seorang ibu yang memiliki 4 orang anak, dan beragama islam. Saat ini ia bekerja sebagai pegawai swasta, namun pekerjaannya tidak hanya itu, ia juga terjun kedalam wirausaha dengan produk-produk yang sudah terkenal, yaitu CNI.
            CNI adalah perusahaan multi level marketing berskala internasional yang memiliki tidak kurang dari 300.00 member aktif. Produk yang dipasarkan CNI terdiri dari 4 kategori yaitu Health Food, Food & Beverage, Personal Care, dan House Hold & Catalyst. PT Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI) dan Card Connection resmi bekerja sama dalam memberikan fasilitas Card Connection, Ovis Dining, Avis dan Heartz untuk member kartu jenis Platinum Card.
            Nora bercerita, awalnya ia bergabung bersama CNI pada tahun 2001, pada saat itu ia masih sebagai konsumen yang mengkonsumsi produk-produk dari CNI tersebut. Sebelum ia terdaftar sebagai anggota CNI, ia harus memenuhi persyaratan untuk menjadi anggota, salah satunya membeli produk CNI minimal 500.000rp, dan mencari anggota lain.
            Nora melontarkan alasan ia tertarik untuk bergabung menjadi anggota CNI “ produknya bagus, CNI ini suatu bisnis yang menjanjikan dan dapat menjamin kehidupan saya dan keluarga, produk ini juga cocok untuk dipakai semua anggota keluarga saya” ujarnya.
            Keuntungan yang ia dapatkan sebagai anggota CNI ialah ia mendapatkan bonus berupa uang, jalan-jalan ke luar negeri, umroh dan banyak bonus lainnya. Namun tidak hanya keuntungan ia dapatkan, ia juga mengalami kerugian dalam menjalani usahanya di CNI ini, tetapi kerugian yang ia alami, pada umunya dialami juga oleh orang-orang yang memiliki usaha, seperti jika produk tidak cepat terjual maka yang ada produk sudah keburu expair atau sudah tidak layak untuk dikonsumsi, itu merupakan resiko bagi pengusaha.
            Pada tahun 2001 Nora hanya sebagai konsumen namun ia telah mengenal produk CNI sampai sekarang, kurang lebih sudah 14 tahun ia mempercayai produk ini, namun sudah setahun ini ia memutuskan untuk menjadikan produk CNI sebagai bisnisnya. Untuk memulai usaha tentu ia harus mengeluarkan modal, modal awal yang ia butuhkan pada saat itu sebesar 20juta.
            Menjalani usaha CNI ini, ia tidak ragu lagi karena produk CNI ini sudah seperti makanan sehari-hari untuknya dan keluarga. Saat ini usahanya masih berada di satu tempat, namun ia memiliki jaringan di Pasaman, system dari CNI memang harus memiliki jaringan produksi. Untuk memasarkan produk-produknya nora menjalani presentasi produk atau demo produk, bisa juga dari sebuah acara, misalnya adanya instansi darma wanita, event-event, maka ia memperkenalkan produk-produknya melalui acara yang ada dengan membuka stand ditempat tersebut.
            Dalam membuka usaha tentu tidak selalu lancar, pasti memiliki kesulitan dalam memasarkan atau menjual produk, nora mengatakan “ kesulitan yang saya alami dalam memasarkan produk CNI yaitu dari segi harga yang mahal, dan juga terkadang orang-orang lebih terpaku dengan produk yang diiklankan melalui media massa seperti di televisi dibanding produk yang dari kita, sulit untuk meyakinkan konsumen tentang produk yang kita miliki” ujarnya.
            Nora menyebutkan bahwa produk CNI ini sudah memiliki sertifikat halal, dan mendapatkan label standard ICU 9.000. Sebelum ia memasarkan kepada konsumen tentang produknya, kita harus mecoba produk ini, karena produk CNI ini mengharuskan kita mencobanya terlebih dahulu, agar diwaktu kita memasarkan kepada orang lain, kita dapat meyakinkan dan telah membuktikannya bahwa produk yang kita tawarkan memang bermanfaat dan berkualitas.
            Dalam anggota CNI, nora menjabat sebagai Gold Egency Manager. Jabatannya sudah hampir mencapai jabatan tinggi, di PT CNI ini memiliki tingkatan jabatan yaitu Distributor, Gold Egency Manager, dan Ruby Member. Dan nora melontarkan pendapat pribadinya tentang produk-produk CNI “ produk CNI merupakan produk yang bagus, luar biasa, berkualitas dan sudah di uji coba dengan produk-produk lain, dan produk CNI memang terbukti berkualitas dibandingkan dengan produk lainnya” ujarnya dengan bangga.

            “CNI tidak hanya menjanjikan hidup anda, tetapi memang sudah terbukti menjamin kehidupan saya dan keluarga. Dengan mendapatkan dukungan dan semangat dari keluarga juga menjadi faktor keberhasilan saya di CNI”  Ucapan motivasi Nora Apriyalti.

WORLD DANCE DAY


PULUHAN TANGAN DAN KAKI BERGERAK
DI INSTITUT SENI INDONESIA PADANG PANJANG



Rabu, 29 April 2015 telah dihebohkan oleh perayaan hari tari sedunia atau world dance day untuk yang ke 3 kalinya berlangsung dikampus Institut Seni Indonesia Padang Panjang (ISI). Acara yang dilangsungkan selama dua hari itu mengundang antusias penonton cukup banyak dan ikut memeriahkan kegiatan tersebut. Perayaan tari sedunia ini dipersiapkan oleh seluruh mahasiswa, dosen, dan semua yang terlibat didalam jurusan seni tari serta dibantu dengan hmj jurusan lain dari Institut Seni Indonesia Padang Panjang(ISI).

Hari tari sedunia atau world dance day merupakan suatu tradisi atau perayaan bagi anak tari dan penari diseluruh dunia yang setiap tahunnya diadakan di negara atau daerah masing-masing dengan tema dan kreasi tari yang berbeda-beda. Pada tanggal 29 April kemarin kampus ISI Padang Panjang juga mengadakan world dance day, dengan begitu meriahnya melibatkan seluruh mahasiswa tari yang mengisi acara didalamnya. Kemeriahan tersebut dilangsungkan di beberapa lokasi, bahkan acara dimulai dari luar kampus ISI Padang Panjang.

Kelangsungan acara diluar kampus itu, merupakan suatu karnaval yang dilakukan oleh mahasiswa seni tari, mereka bersama-sama berjalan dengan kostum dan tarian yang berbeda dimulai dari pasar Padang Panjang sampai menuju kampus ISI Padang Panjang. Dan berhenti didepan kantor Pasca sarjana dan DW caffe. Ditempat itulah acara pembukaan world dance day dilangsungkan, dan setelah diresmikan acara tersebut yang dilakukan oleh ketua jurusan seni tari ISI Padang Panjang, maka mulailah para penari mempersembahkan tarian mereka didepan ketua jurusan tari serta rekan-rekan dan penonton umumnya dengan diiringi musik dari mahasiswa karawitan. Setelah selesai mereka menampilkan berbagai macam tarian, acara pun tidak berhenti disitu, acara berlanjut kedalam ruangan Auditorium dengan susunan acara lainnya.

Rangkaian acara pada saat world dance day hari pertama cukup banyak dan menarik untuk disaksikan, salah satunya dihadirkan ajang fashion show yang diadakan di Auditorium, dengan dimeriahkan oleh para peserta fashion show yang menggunakan kostum berbeda-beda, memiliki daya tarik sendiri dan karakternya masing-masing.  

Fashion show bukan satu-satunya acara yang ada, siang itu panitia juga mengadakan lomba batu akiak bagi para pencinta batu akiak untuk menampilkan keunikan dari batu yang mereka miliki, yang menjadi peserta lomba tersebut tidak hanya mahasiswa, tetapi juga masyarakat umum. Hadiah yang didapatkan oleh pemenang batu akiak yaitu uang tunai sebesar 900.000rp. Pada hari itu, kampus ISI Padang Panjang juga kedatangan mahasiswa universitas negeri Jambi(UNJA).
Panitia acara world dance day juga menyediakan tenda-tenda untuk mahasiswa atau masyarakat umum yang akan membuka atau menjual produknya. Pada saat itu, tenda tersebut dipenuhi oleh orang-orang yang membuka wirausahanya sekaligus untuk meramaikan acara tersebut, salah satu yang mengisi tenda itu merupakan beberapa mahasiswa ISI Padang Panjang.

Di hari pertama world dance day, setiap ajang dan perlombaan yang diadakan langsung diumumkan pemenang disaat itu juga, dan acara selesai sekitar jam 17.00WIB. Berakhirnya acara dihari pertama, dan berlanjut dihari kedua, namun kegiatan yang diadakan pada saat itu yakni adanya seminar dengan membayar uang pendaftaran berlaku untuk mahasiswa dan umum, dilaksanakan pada pukul 08.00WIB, bertempat di gedung Auditorium dengan mendapatkan sertifikat setelah mengikuti seminar tersebut dan juga di gedung pertunjukan ada seminar proposal, kedua kegiatan tersebut berlangsung secara bersamaan dimulai dengan waktu yang sama.

Acara yang diadakan pada hari kedua tidak seramai dan mengundang penonton yang banyak seperti sebelumnya, kegiatan yang diadakan lebih formal dan bersifat tertutup, namun masih ada beberapa yang membuka wirausahanya dihari itu. Seminar selesai pada jam 12.00WIB, dan para peserta yang mengikuti seminar di Auditorium diberi snack dan nasi bungkus. Kehadiran mahasiswa dan masyarakat umum tidak banyak pada saat itu, dan acara world dance day dihari kedua pun berakhir sampai jam 17.00WIB.


Rabu, 29 April 2015

ARTI DAN MAKNA DARI SEHELAI BENDERA MERAH PUTIH

ARTI DAN MAKNA DARI SEHELAI
BENDERA MERAH PUTIH



Pada Rabu 15 April 2015 telah dihadirkan Pertunjukan Teater dalam rangka ujian akhir minat pemeranan dengan mahasiswa yang teruji Hendri Ilham dengan naskah PENJUAL BENDERA Karya Wisran Hadi. Bertempat di Teater Arena Institut Seni Indonesia Padang Panjang (ISI) pada pukul 20.00 WIB.
Hendri Ilham lahir pada tanggal 16 Oktober 1988, ia adalah Mahasiswa Institut Seni Indonesia Padang Panjang (ISI) jurusan seni teater dengan minat pemeranan, Hendri Ilham yang biasa dipanggil Ilham terdaftar sebagai mahasiswa seni teater pada tahun 2010, hampir 5 tahun ia menyelesaikan studi  di kampus (ISI).  Ia merupakan tamatan dari SMA Negeri 1 Ampek Nagari. Pertunjukan teater dengan naskah PENJUAL BENDERA ini ialah pertunjukan terakhirnya sebagai mahasiswa teater. Pengalaman ia dalam berteater sudah tidak diragukan lagi, banyak lakon-lakon yang sudah ia mainkan. Ia lebih cenderung memainkan karakter tua, sama halnya dengan naskah PENJUAL BENDERA yang ia mainkan pada tugas akhirnya, ia berperan sebagai seorang bapak yang usianya sekitar 60-an. Hendri Ilham sudah tertinggal dari teman-teman satu angkatannya, ia cukup terlambat dalam menyelesaikan perkuliahannya. Setelah sekian tahun akhirnya ia dapat menyelesaikan tugas akhir dan perkuliahannya.
Proses latihan yang ia jalani sebelum pertunjukan dilaksanakan cukup maksimal, dengan didampingi serta dibimbing oleh dua orang dosen seni teater yaitu Kurniasih Zaitun, S.Sn.,M.Sn dan Afrizal Harun S.Sn.,M.Sn. Jadwal dan tempat latihan yang sudah jelas dan rutin dilakukan, sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.
Malam puncak pertunjukan pada rabu malam itu  tidak hanya menampilkan pertunjukan teater saja, Hendri Ilham mengajak mahasiswa muhammadiyah untuk bekerja sama pada tugas akhirnya. Seorang mahasiswa muhammadiyah membacakan sebuah puisi yang berjudul “NUN”, yang dibacakan di depan pintu masuk teater arena, sebelum pertunjukan dimulai salah seorang mahasiswa muhammadiyah juga membacakan sinopsis naskah PENJUAL BENDERA dengan cara penyampaian menyerupai puisi. Rancangan kolaborasi pertunjukan yang diinginkan Hendri Ilham telah jauh hari direncanakan dan akhirnya terlaksana dengan baik dan sesuai konsep yang diinginkan. Pada malam itu, juga dihadiri oleh orangtua dan keluarga besar dari Hendri Ilham.
Pertunjukan teater tugas akhir dimulai setelah pembacaan puisi selesai, penonton dipersilahkan memasuki teater arena. Jumlah penonton yang hadir hampir memenuhi seluruh bagian sisi arena. Pertunjukan teater PENJUAL BENDERA cukup membuat penonton terhibur dengan karakter-karakter tokoh yang ada didalam naskah tersebut. Antusias penonton sangat baik sampai pertunjukan selesai. Setelah pertunjukan selesai, penonton memberikan ucapan selamat kepada Hendri Ilham yang telah menyelesaikan ujian akhirnya dalam bentuk pertunjukan.
Dari segi artistik naskah penjual bendera yang di angkat oleh Hendri ilham tidaklah rumit, ia menggunakan settingan empat sisi terlihat dan sangat sederhana. Dinding rumah sangat tidak bersih dan dipenuhi dengan tempelan koran serta coretan.


Properti yang dipakai oleh Ilham beberapa diantaranya:
·         Kursi tamu
·         Mesin jahit
·         Meja makan
·         Kain bendera merah putih
·         Plastik
·         Koper berisi lampu dan peralatan makan
Dalam pementasan teater ini, aktor menggunakan kostum sebagai berikut:
·         Gareng diperankan Hendri Ilham : memakai peci hitam, kemeja lengan pendek, dan celana goyang.
·         Sompeng diperankan Ami Tri Sayuti : memakai kebaya, kain songket dan rambut disanggul.
·         Jondul diperankan M. Ridwan Fajri : memakai kaos putih dan celana goyang.
·         Barcep diperankan Dani Septia Adera : memakai celana pendek dan baju kaos lengan pendek.
Musik ilustrasi pengiring lakon PENJUAL BENDERA memainkan beberapa instrument  lagu bertema kebangsaan dan perjuangan yang sangat cocok dengan cerita dalam naskah penjual bendera tersebut. Musik yang dimainkan tidak begitu rumit, alat musik pembantu seperti gitar, biola, cello, dan kadzhon. Salah satu lagu kebangsaan yang dimainkan yaitu Berkibarlah Bendera.
Ujian akhir Hendri Ilham dapat dikatakan berhasil dan terlaksana dengan baik, dengan dibantu tim produksi yang solid dan mampu bekerjasama dengan baik. Koordinasi perdevisi sangat baik sehingga dapat tercapai suatu pekerjaan yang maksimal. Tim produksi tugas akhir dari Hendri Ilham tidak banyak, hanya beberapa orang saja yang direkomendasikan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan(HMJ) untuk ikut serta membantu atau terdaftar dalam tim produksi.

Naskah PENJUAL BENDERA Karya Wisran Hadi menceritakan tentang penjual bendera dan ada seorang laki-laki tua  yang sangat mengagungkan dan membanggakan bendera merah putih. Lelaki tua itu selalu mempertahankan prinsipnya, bahwa bendera tidaklah boleh dibuat dari bahan lain, hanya boleh terbuat dari kain, lelaki tua itu selalu mengemukakan filsafat yang dipercayainya, bahwa bendera terbuat dari kain, kain terbuat dari benang, benang terbuat dari kapas. falsafah itu yang selalu terucap dari mulutnya ketika mendengar kata tentang bendera.
Dalam naskah ini terdapat 4 karakter tokoh, yang salah satunya diperankan oleh Hendri Ilham sendiri sebagai mahasiswa yang diuji. Dan beberapa karakter tokoh yang lain diantaranya:
·         Sompeng : ialah istri dari gareng, dengan karakter yang penyabar dan patuh dengan suaminya, meskipun sebenarnya ia menahan rasa kesal dan lelah.
·         Jondul : ialah anak laki-laki dari gareng dan sompeng, dengan karakter yang cuek namun humoris.
·         Barcep : ialah anak laki-laki dari jondul, dengan karakter yang pintar dan jenius.

Pada akhirnya, pertunjukan teater Hendri Ilham pun selesai dan berhasil serta dapat memukau penonton yang hadir. Karena tidak akan ada yang sia-sia jika kita berniat dan melakukannya dengan sungguh-sungguh, maka kesungguhan itu akan mewujudkan sebuah keberhasilan yang tidak kita duga nantinya. 

Selasa, 14 April 2015

PERANAN TIKUS DI MASA KINI

PERANAN TIKUS DI MASA KINI


Siapa yang tidak kenal Ilham Ramadhan??? Ilham itu orangnya baik dan cukup ganteng, tapi dia lain dari cowok-cowok pada umumnya, dia orangnya heboh, unik,gayanya seperti perempuan, sampai kalah fashion perempuan kalau udah berhadapan sama Ilham, tetapi meskipun gayanya dan tingkahnya kurang jantan, dia tetaplah seorang laki-laki, yang memiliki perasaan, seperti jatuh cinta, dia pernah dekat dengan seorang anak kampus ISI Padang Panjang dari jurusan seni tari, tentunya seorang perempuan! dan katanya sempat ungkapin perasaannya ke anak tari itu, tapi ternyata dia hanya menganggap Ilham sebagai teman. Tapi Ilham tidak pernah menyerah, meskipun kecewa Ilham tetap menjadi dirinya yang apa adanya. Apapun  komentar orang-orang tentang dirinya, dia tidak peduli dan acuh, dia tetap menjalani hidupnya dengan menjadi dirinya sendiri, bukan menjadi orang lain yang tidak ada didalam dirinya
Ilham Ramadhan lahir pada tanggal 03 Maret 1993, Ilham adalah salah satu Mahasiswa Institut Seni Indonesia PadangPanjang (ISI) Jurusan Seni Teater dengan minat pengkajian (Dramaturgi). Ilham Ramadhan terdaftar sebagai Mahasiswa Institut Seni Indonesia PadangPanjang (ISI) pada tahun 2012, Ilham berasal dari kota Solok. Ilham merupakan anak terakhir dari lima (5) bersaudara, ia memiliki empat (4) orang saudara perempuan. Ilham ramadhan telah menyelenggarakan sebuah ajang kreatifitas bagi dirinya dan juga sebagai kegiatan reunian bersama teman-teman sekolah SMKN. Ajang kreatifitas tersebut merupakan sebuah Pertunjukan Monolog dengan judul naskah “Parade Tikus” karya Welly SK. Dengan sutradara Yalesvita S.Sn.,M.Sn. Kegiatan ini diadakan dalam dua hari yakni pada hari sabtu dan minggu tepatnya tanggal 14 dan 15 Maret 2015. Pertunjukan Monolog “Parade Tikus” ini bertempat di Aula SMKN 1 Kota Solok. Ilham menggunakan ticketing untuk Pertunjukan Monolognya, dengan harga 10.000 untuk satu tiket. Proses latihan yang dilakukan Ilham menjelang pertunjukan monolognya tidak begitu lama, hanya beberapa minggu, dengan didampingi sutradara yang sekaligus pembimbing. Sampai akhirnya Pertunjukan monolog telah terlaksana dengan dibantu tim produksi.
Pertunjukan Monolog Ilham Ramadhan dapat dikatakan cukup berhasil. Tetapi belum maksimal, meskipun demikian Ilham cukup bisa mendalami karakter tokoh dari naskah Parade Tikus yang dimainkannya. Ia memiliki rasa percaya diri yang tinggi sehingga ia mampu menyajikan sebuah pertunjukan sekaligus dapat berbagi ilmu dan pengalaman kepada anak-anak sekolah SD,SMP, SMA/SMK dan masyarakat umum lainnya di kota Solok.
Pertunjukan Monolog ini bukan hal pertama yang dilakukan oleh Ilham Ramadhan, tetapi sebelum adanya pertunjukan monolog di kota Solok, Ia juga pernah mengikuti monolog dalam rangka ujian mata kuliah Karakteristik Vokal pada Semester II. Pada Pertunjukan Monolog Ilham, antusias dan kehadiran penonton di Aula sekolah itu masih kurang, banyak orang-orang atau masyarakat disekitar Solok tidak mengenal kesenian teater salah satunya monolog yang dibawakan Ilham atau Aim ditempat tersebut. Dalam persiapan pertunjukannya, Ilham dan tim produksinya sudah cukup baik, mulai dari property seperti settingan panggung, lighting, musik sampai kostum dan make up, Meskipun belum maksimal dan terpenuhi. Pada pertunjukannya ia juga beruntung, ia mendapatkan sponsor dari sebuah produk kecantikan. Dapat membantu dan meringankan biaya yang dibutuhkan untuk pertunjukan monolog dan tim produksi.

Naskah Parade Tikus ini menggambarkan seorang ilmuan berambut putih, berjenggot dan memakai kaca mata besar. Naskah ini bercerita tentang seorang ilmuan yang melakukan percobaan pada darah tikus, tikus merupakan binatang yang rakus, suka memakan apa yang harusnya menjadi milik orang lain. Dalam naskah ini tikus menjadi sebuah simbol Bangsa atau Negara dimana pemerintah atau pemimpinnya berlaku tidak adil dan sering memakan uang rakyat seperti dijelaskan dalam lakon ini bahwa “tikus-tikus itu sudah menyebar dimana-mana, di kantor, di sekolah, di rumah, di gedung DPR dan lebih parah lagi tikus sekarang sudah merakyat.”